Step
1
1. EBM (Evidence Based Medicine)
- pendekatan pada pengelolaan pasien yang mengaplikasikan
informasi medis dar hasil penelitian yang paling baik dan sohih.
- pendekatan medis berdasarkan
bukti bukti ilmiah untuk kepentingan pelayanan pasien
- bukt-bukti ilmiah yang didapat dari peneltian terpercaya
dan terbaru.
2. Prognosis
-dugaan sementara dalam menganalisa suatu masalah
-prediksi/perkiraan dari akhir suatu penyakit berdasarkan informasi
diagnosis yang muncul setelah diagnosis dibuat.
-prediksi tentang bagaimana pasien akan berkembang
3. Sumber primer
-bukti bukti tertulis tangan pertama dari sejarah yang dibuat
pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa
tersebut.
-sumber yang berasal dari penelitian dan informasinya masih
lengkap belum mengalami proses penyuntingan.
4. Critical appraisal
-suatu proses evalusi yang cermat dan sistematis suatu
artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas dan kegunaannya dalam
praktik klinis.
-kajian kritis terhadap artikel ilmiah guna mengetahui apakah
artikel itu layak rujuk atau tidak untuk dijadikan landasan pengambilan
keputusan klinis.
-metode untuk mengkritis cara ilmiah suatu sumber atua materi
yang didapat
5. Randomized controlled trial
-prosedur yang digunakan pada uji coba suatu medis
-metode penelitian yang melibatkan pasien sesungguhnya
-desain penelitian yang menggunakan uji coba sample secara
acak
6. Layak rujuk
-dapat dirujuk karena terpercaya dan dapat dipertanggung
jawabkan
-sudah ada persetujuan akan keputusan yang diputuskan
7. PICO (problem/pasien,
intervention, comparisson, dan outcome)
-Problem/ pasien didapatkan dari anamnesis keluhan dari
pasien sendiri
-Intervention merupakan tindakan medis yang dilakukan pada
pasien
-Comparisson merupakan perbandingan pengobatan atau diagnosis
terbaik yang sesuai dengan anamnesis
-Outcome adalah hasil yang diharapkan
8. Jurnal Ilmiah
-suatu jenis jurnal akademis dimana penulis mempublikasikan
artikel ilmiah
-suatu keputusan atau hasil keputusan yang berisikan bahan
yang snagat diminati orang saat diterbitkan
-majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis lmiah)
-bentuk dari publikasi penelitian ilmiah
9. Valid
-suatu data yang dapat dipercaya dan dipertanggug jawabkan
10. Penelitian Diagnosis
-metode penelitian yang menuntun seorang peneliti kearah
suatu tindakan dari sebab sebab timbulnya gejala
11. Pertanyaan klinis
-pertanyaan yang diberikan oleh dokter ketika anamnesis
-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui gejala klinis yang
dialami oleh pasien
12. Ketrampilan
-kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan
kreativitas dalam mengerjakan sesuatu sehingga lebih bermakna
13. Blind
-buta atau desain penelitian dimana respondennya belum
mengetahuinya.
-digunakan untuk mengurangi subjektivitas
Step
2
Step 7
1. Apa manfaat EBM dalam praktek
dunia kedokteran?
dapat memilih metode pencegahan
penyakit yang terbaru, memilih terapi yang terbaik untuk pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kemampuan klinis dokter.
·
agar
dokter tidak salah mendiagnosis
·
agar
dokter dapat memberikan terapi yang tepat untuk pasien
·
agar
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
Sumber : wiryo, H., 2002, kajian ritis
makalah ilmiah kedokteran klinik menurut kedokteran berbasisi bukti, sagung
seto, jakart
·
untuk
memperbaiki tata laksana pasien
·
memecahkan
masalah pasien
·
meningkatkan
kualitas pelayanan efisiensi out come klinis
·
untuk
memperoleh informasi muntakhir dan sah tentang kemajuan ilmu pengetahuan
2. Apakah kendala EBM dalam
dunia kedokteran?
a. Terbatasnya
kemampuan dalam melakukan telaah kritis
b. Secara
umum, seseorang lebih suka jawaban yang muda.h didapat dan cepat diakses
sehingga banyak orang yang enggan melakukan critical
appraisal atas suatu jurnal ilmiah. Hal ini terkadang mengakibtakan kurang
optimalnya pelayanan bagi pasien.
c. Untuk
beberapa maslaah klinis kadangkala tidak ditemukan artikel atau jurnal yang
relevan sehingga proses EBM terkadang tidak banyak membantu para klinisi dalam
memecahkan persoalan mereka.
d. Konsep
penerapan EBM seringkali tidak sejalan dengan sikap skeptis klinisi yang enggan
mengubah pola praktek kedokteran seperti biasanya.
e. Kendala
finansal dan kebijakan sistem insentif yang bertolak belakang dengan praktek
EBM.
f. Terbatasnya
ketersediaan akses terhadap literatur yang relevan.
g. Terbatasnya
waktu, terutama bagi staf pengajar.
Poin
poin tersebuut dinyatakan oleh Edwin Setiabudi dalam bukunya yang berjudul
“Metodologi Penelitian Biomedis” (sine anne, halaman 128 bab IX).
-butuh banyak
waktu
-pasien susah
diajak berinteraksi
Learning Issue :
-
kurangnya pengetahuan
-
kurangnya fasilitas
-
kurangnya rasa ingin tahu
kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara
kritis thd suatu masalah
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
3. Bagaimana langkah-langkah EBM
dilakukan?
Langkah 1 Rumuskan
pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat
komponen:
Patient, Intervention, Comparison, dan Outcome
Langkah 2 Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab
pertanyaan itu. Salah satu sumber database yang efisien untuk mencapai tujuan
itu adalah PubMed Clinical Queries.
Langkah 3 Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti
benar (valid),
penting
(importance), dan dapat diterapkan di tempat praktik
(applicability)
Langkah 4 Terapkan bukti-bukti kepada pasien.
Integrasikan hasil penilaian kritis dengan keterampilan klinis dokter, dan
situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien
Langkah 5 Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas
dan efisiensi dalam menerapkan keempat
langkah tersebut
4. Bagaimana cara pengefektifan
EBM?
1. Mendefinisikan masalah ( menghasilkan
pertanyaan klinis ).
2. Melacak informasi sumber yang diperlukan
3. Kritis menilai informasi
4. Menerapkan informasi dengan pasien
5. Mengevaluasi kefektifan sebuah informasi
Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to
clinical problem-solving. BMJ 1995;
310:1122–1126.
a.
mengubah
keluhan gejala pada pasien menjadi pertanyaan untuk mencari informasi yang
spesifik (termasuk dalam anamnesis, manfaat dan kemungkinan untuk diterapkan
b.
mencari
best evidence untuk menjawab pertanyaan
c.
menilai
secara kritis fakta-fakta yang diperoleh dari sudut keabsahan manfaat dan
kemungkinan untuk diterapkan
d.
terapkan
kepada pasien setelah mengintegrasi penilaian kritis dengan critical expertise
dan keadaan yang unik diri pasien
e.
evaluasi
efektivitas dan efisien untuk suatu kemajuan
(Sumber:www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.
5. Apa tujuan dari EBM?
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan pengembangan
berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh
Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan
pengembangan berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
6. Mengapa harus menggunakan EBM
tidak dengan menggunakan metode yang lain?
-karena metode EBM saat ini lebih efektif
EBM sekarang
telah menjadi salah satu istilah sistem kedokteran yang paling penting, yaitu
dengan metode langkah EBM, pengetahuan empiris yang tersedia tentang persoalan
klinis dapat digunakan untuk membandingkan dengan pengalaman klinik dan
observasi dari klinikan tersebut. Ini juga terlihat bahwa EBM penting untuk
menganalisis kemungkinan, permasalahan, dan kekurangan dari langkah pendekatan
yang diambil.
(journal : Evidence-based
medicine in psychopharmacotherapy: possibilities, problems and limitations; Hans-Ju¨rgen
Mo¨ller • Wolfgang Maie; 2009)
7. Bagaimana cara melakukan
langkah critical appraisal dengan baik?
Dikatakan
oleh Jane M Young dalam “How to
critically Appraise an Article” (2009) bahwa terdapat 10 pertanyaan yang
harus muncul. Apabila kesepuluh pertanyaan ini telah mendapat penjelasan, maka
pembelajar dianggap telah melakukan langkah critical appraisal dengan baik.
-
VIA
o
menyiapkan sesi analisia
o
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk
memahami gagasan dan tujuan penulisan serta topik utama dari artikel tersebut
o
menggaris bawahi gagasan utama dan membuat catatan
lengkapnya
o
mengoraksi tujuan utama, metode yang digunakan,
hasil penelitian dan kesimpulan dari hasil analisis
o
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
yaitu introdution, body dan conclusion
o
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
-
8. Bagaimana hubungan antara
critical appraisal dengan pola pembelajaran EBM?
Critical
Appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based
medicine) diartikan sbagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis
suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis.
Oxford
Centre for Evidence-based Medicine. Levels of evidence. 2012. [Citedon June 10,
2012]. Available onlne on http://cebm.net
Critical appraisal (penilaian kritis) merupakan salah
satu strategi dalam EBM tentang kekuatan bukti dan interpretasi yang benar
bukti riset merupakan salah satu langkah penting yang digunakan dalam praktik
EBM seperti sebelum pada praktik klinis perlu dianalisis dengan kritis
menggunakan (critical appraisal), pengguna informasi dari artikel riset asli
perlu melakukan penilaian kritis (critical appraisal) terhadap informasi yang
diberikan.
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
CA merupakan dasar dari EBM yang didasarkan dari CT
dan bersumber dari IT jika IT-nya bagus maka informasi yang didpat juga akan
bagus sehingga seseorang dapat melakukan CA Bermula dari permasalahan kemudian
mencari sumber (IT) lalu kita melakukan CT yang merupakan suatu awal dari suatu
CA lalu dihasilkan EBM atau padoman yang digunakan dokter sebagai tatalaksana
pasien.( Sumber; www.ugm.ac.id)
9. Apakah dampak positif dan
negatif dari critical appraisal?
Positif
·
Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas dan
kegunaan dari publikasi artikel ilmiah
·
Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
·
Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
·
Critikal Appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan
dikembangkan.
Negatif
·
Membutuhkan banyak waktu terutama pada awal.
·
Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
·
Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang
baik pada bidang tertentu sangat terbatas.
(Sumber: Joko Mulyanto, Departement of Public Health
& Community Medicine Jendral Soedirman University School)
Þ
Dampak positif CA
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
Þ
Dampak Negatif CA
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
10. Bagaimana hubungan pertanyaan
klinis dengan PICO?
11. Apa manfaat dari desain
penelitian blind?
12. Bagaimana menentukan sebuah
penelitian itu valid selain menggunakan metode RCT dan blind?
13. Apa perbedaan antara
diagnosis dan prognosis?
Dikutip dari Kamus Saku Kedokteran
Dorland (Edisi 28), bahwa
Ø Prognosis
artinya ramalan kemugnkinan perjalanan dan hasil akhir suatu kelainan.
Ø Diagnosis
artinya penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan lainnya.
14. Apa tujuan melakukan
prognosis?
Tujuan dari prognosis adalah untuk mengkomunikasikan prediksi
dari kondisi pasien di masa datang, dengan penyakit yang telah dideritanya.
Sumber :
Putririnriani, Pengertian
Diagnosis, Prognosis, Mendengar, dan Mendengarkan, 2014
v Menentukan rencana terapi selanjutnya
v
Sabagai
bahan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi
Markam, Sumarno. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta :
Universitas Indonesia
Wiramihardja, Sutarjo A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis.
Bandung : Retika Aditama
Sunberg, N.D. 1983. Introduction to Clinical Psychology. New
Jersay : Prentice-Hall.Inc
1. Kapan metode EBM diterapkan?
2. Metode lain selain EBM Step
1
1. EBM (Evidence Based Medicine)
- pendekatan pada pengelolaan pasien yang mengaplikasikan
informasi medis dar hasil penelitian yang paling baik dan sohih.
- pendekatan medis berdasarkan
bukti bukti ilmiah untuk kepentingan pelayanan pasien
- bukt-bukti ilmiah yang didapat dari peneltian terpercaya
dan terbaru.
2. Prognosis
-dugaan sementara dalam menganalisa suatu masalah
-prediksi/perkiraan dari akhir suatu penyakit berdasarkan informasi
diagnosis yang muncul setelah diagnosis dibuat.
-prediksi tentang bagaimana pasien akan berkembang
3. Sumber primer
-bukti bukti tertulis tangan pertama dari sejarah yang dibuat
pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa
tersebut.
-sumber yang berasal dari penelitian dan informasinya masih
lengkap belum mengalami proses penyuntingan.
4. Critical appraisal
-suatu proses evalusi yang cermat dan sistematis suatu
artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas dan kegunaannya dalam
praktik klinis.
-kajian kritis terhadap artikel ilmiah guna mengetahui apakah
artikel itu layak rujuk atau tidak untuk dijadikan landasan pengambilan
keputusan klinis.
-metode untuk mengkritis cara ilmiah suatu sumber atua materi
yang didapat
5. Randomized controlled trial
-prosedur yang digunakan pada uji coba suatu medis
-metode penelitian yang melibatkan pasien sesungguhnya
-desain penelitian yang menggunakan uji coba sample secara
acak
6. Layak rujuk
-dapat dirujuk karena terpercaya dan dapat dipertanggung
jawabkan
-sudah ada persetujuan akan keputusan yang diputuskan
7. PICO (problem/pasien,
intervention, comparisson, dan outcome)
-Problem/ pasien didapatkan dari anamnesis keluhan dari
pasien sendiri
-Intervention merupakan tindakan medis yang dilakukan pada
pasien
-Comparisson merupakan perbandingan pengobatan atau diagnosis
terbaik yang sesuai dengan anamnesis
-Outcome adalah hasil yang diharapkan
8. Jurnal Ilmiah
-suatu jenis jurnal akademis dimana penulis mempublikasikan
artikel ilmiah
-suatu keputusan atau hasil keputusan yang berisikan bahan
yang snagat diminati orang saat diterbitkan
-majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis lmiah)
-bentuk dari publikasi penelitian ilmiah
9. Valid
-suatu data yang dapat dipercaya dan dipertanggug jawabkan
10. Penelitian Diagnosis
-metode penelitian yang menuntun seorang peneliti kearah
suatu tindakan dari sebab sebab timbulnya gejala
11. Pertanyaan klinis
-pertanyaan yang diberikan oleh dokter ketika anamnesis
-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui gejala klinis yang
dialami oleh pasien
12. Ketrampilan
-kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan
kreativitas dalam mengerjakan sesuatu sehingga lebih bermakna
13. Blind
-buta atau desain penelitian dimana respondennya belum
mengetahuinya.
-digunakan untuk mengurangi subjektivitas
Step
2
Step 7
1. Apa manfaat EBM dalam praktek
dunia kedokteran?
dapat memilih metode pencegahan
penyakit yang terbaru, memilih terapi yang terbaik untuk pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kemampuan klinis dokter.
·
agar
dokter tidak salah mendiagnosis
·
agar
dokter dapat memberikan terapi yang tepat untuk pasien
·
agar
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
Sumber : wiryo, H., 2002, kajian ritis
makalah ilmiah kedokteran klinik menurut kedokteran berbasisi bukti, sagung
seto, jakart
·
untuk
memperbaiki tata laksana pasien
·
memecahkan
masalah pasien
·
meningkatkan
kualitas pelayanan efisiensi out come klinis
·
untuk
memperoleh informasi muntakhir dan sah tentang kemajuan ilmu pengetahuan
2. Apakah kendala EBM dalam
dunia kedokteran?
a. Terbatasnya
kemampuan dalam melakukan telaah kritis
b. Secara
umum, seseorang lebih suka jawaban yang muda.h didapat dan cepat diakses
sehingga banyak orang yang enggan melakukan critical
appraisal atas suatu jurnal ilmiah. Hal ini terkadang mengakibtakan kurang
optimalnya pelayanan bagi pasien.
c. Untuk
beberapa maslaah klinis kadangkala tidak ditemukan artikel atau jurnal yang
relevan sehingga proses EBM terkadang tidak banyak membantu para klinisi dalam
memecahkan persoalan mereka.
d. Konsep
penerapan EBM seringkali tidak sejalan dengan sikap skeptis klinisi yang enggan
mengubah pola praktek kedokteran seperti biasanya.
e. Kendala
finansal dan kebijakan sistem insentif yang bertolak belakang dengan praktek
EBM.
f. Terbatasnya
ketersediaan akses terhadap literatur yang relevan.
g. Terbatasnya
waktu, terutama bagi staf pengajar.
Poin
poin tersebuut dinyatakan oleh Edwin Setiabudi dalam bukunya yang berjudul
“Metodologi Penelitian Biomedis” (sine anne, halaman 128 bab IX).
-butuh banyak
waktu
-pasien susah
diajak berinteraksi
Learning Issue :
-
kurangnya pengetahuan
-
kurangnya fasilitas
-
kurangnya rasa ingin tahu
kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara
kritis thd suatu masalah
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
3. Bagaimana langkah-langkah EBM
dilakukan?
Langkah 1 Rumuskan
pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat
komponen:
Patient, Intervention, Comparison, dan Outcome
Langkah 2 Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab
pertanyaan itu. Salah satu sumber database yang efisien untuk mencapai tujuan
itu adalah PubMed Clinical Queries.
Langkah 3 Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti
benar (valid),
penting
(importance), dan dapat diterapkan di tempat praktik
(applicability)
Langkah 4 Terapkan bukti-bukti kepada pasien.
Integrasikan hasil penilaian kritis dengan keterampilan klinis dokter, dan
situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien
Langkah 5 Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas
dan efisiensi dalam menerapkan keempat
langkah tersebut
4. Bagaimana cara pengefektifan
EBM?
1. Mendefinisikan masalah ( menghasilkan
pertanyaan klinis ).
2. Melacak informasi sumber yang diperlukan
3. Kritis menilai informasi
4. Menerapkan informasi dengan pasien
5. Mengevaluasi kefektifan sebuah informasi
Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to
clinical problem-solving. BMJ 1995;
310:1122–1126.
a.
mengubah
keluhan gejala pada pasien menjadi pertanyaan untuk mencari informasi yang
spesifik (termasuk dalam anamnesis, manfaat dan kemungkinan untuk diterapkan
b.
mencari
best evidence untuk menjawab pertanyaan
c.
menilai
secara kritis fakta-fakta yang diperoleh dari sudut keabsahan manfaat dan
kemungkinan untuk diterapkan
d.
terapkan
kepada pasien setelah mengintegrasi penilaian kritis dengan critical expertise
dan keadaan yang unik diri pasien
e.
evaluasi
efektivitas dan efisien untuk suatu kemajuan
(Sumber:www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.
5. Apa tujuan dari EBM?
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan pengembangan
berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh
Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan
pengembangan berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
6. Mengapa harus menggunakan EBM
tidak dengan menggunakan metode yang lain?
-karena metode EBM saat ini lebih efektif
EBM sekarang
telah menjadi salah satu istilah sistem kedokteran yang paling penting, yaitu
dengan metode langkah EBM, pengetahuan empiris yang tersedia tentang persoalan
klinis dapat digunakan untuk membandingkan dengan pengalaman klinik dan
observasi dari klinikan tersebut. Ini juga terlihat bahwa EBM penting untuk
menganalisis kemungkinan, permasalahan, dan kekurangan dari langkah pendekatan
yang diambil.
(journal : Evidence-based
medicine in psychopharmacotherapy: possibilities, problems and limitations; Hans-Ju¨rgen
Mo¨ller • Wolfgang Maie; 2009)
7. Bagaimana cara melakukan
langkah critical appraisal dengan baik?
Dikatakan
oleh Jane M Young dalam “How to
critically Appraise an Article” (2009) bahwa terdapat 10 pertanyaan yang
harus muncul. Apabila kesepuluh pertanyaan ini telah mendapat penjelasan, maka
pembelajar dianggap telah melakukan langkah critical appraisal dengan baik.
-
VIA
o
menyiapkan sesi analisia
o
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk
memahami gagasan dan tujuan penulisan serta topik utama dari artikel tersebut
o
menggaris bawahi gagasan utama dan membuat catatan
lengkapnya
o
mengoraksi tujuan utama, metode yang digunakan,
hasil penelitian dan kesimpulan dari hasil analisis
o
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
yaitu introdution, body dan conclusion
o
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
-
8. Bagaimana hubungan antara
critical appraisal dengan pola pembelajaran EBM?
Critical
Appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based
medicine) diartikan sbagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis
suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis.
Oxford
Centre for Evidence-based Medicine. Levels of evidence. 2012. [Citedon June 10,
2012]. Available onlne on http://cebm.net
Critical appraisal (penilaian kritis) merupakan salah
satu strategi dalam EBM tentang kekuatan bukti dan interpretasi yang benar
bukti riset merupakan salah satu langkah penting yang digunakan dalam praktik
EBM seperti sebelum pada praktik klinis perlu dianalisis dengan kritis
menggunakan (critical appraisal), pengguna informasi dari artikel riset asli
perlu melakukan penilaian kritis (critical appraisal) terhadap informasi yang
diberikan.
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
CA merupakan dasar dari EBM yang didasarkan dari CT
dan bersumber dari IT jika IT-nya bagus maka informasi yang didpat juga akan
bagus sehingga seseorang dapat melakukan CA Bermula dari permasalahan kemudian
mencari sumber (IT) lalu kita melakukan CT yang merupakan suatu awal dari suatu
CA lalu dihasilkan EBM atau padoman yang digunakan dokter sebagai tatalaksana
pasien.( Sumber; www.ugm.ac.id)
9. Apakah dampak positif dan
negatif dari critical appraisal?
Positif
·
Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas dan
kegunaan dari publikasi artikel ilmiah
·
Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
·
Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
·
Critikal Appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan
dikembangkan.
Negatif
·
Membutuhkan banyak waktu terutama pada awal.
·
Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
·
Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang
baik pada bidang tertentu sangat terbatas.
(Sumber: Joko Mulyanto, Departement of Public Health
& Community Medicine Jendral Soedirman University School)
Þ
Dampak positif CA
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
Þ
Dampak Negatif CA
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
10. Bagaimana hubungan pertanyaan
klinis dengan PICO?
11. Apa manfaat dari desain
penelitian blind?
12. Bagaimana menentukan sebuah
penelitian itu valid selain menggunakan metode RCT dan blind?
13. Apa perbedaan antara
diagnosis dan prognosis?
Dikutip dari Kamus Saku Kedokteran
Dorland (Edisi 28), bahwa
Ø Prognosis
artinya ramalan kemugnkinan perjalanan dan hasil akhir suatu kelainan.
Ø Diagnosis
artinya penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan lainnya.
14. Apa tujuan melakukan
prognosis?
Tujuan dari prognosis adalah untuk mengkomunikasikan prediksi
dari kondisi pasien di masa datang, dengan penyakit yang telah dideritanya.
Sumber :
Putririnriani, Pengertian
Diagnosis, Prognosis, Mendengar, dan Mendengarkan, 2014
v Menentukan rencana terapi selanjutnya
v
Sabagai
bahan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi
Markam, Sumarno. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta :
Universitas Indonesia
Wiramihardja, Sutarjo A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis.
Bandung : Retika Aditama
Sunberg, N.D. 1983. Introduction to Clinical Psychology. New
Jersay : Prentice-Hall.Inc
1. Kapan metode EBM diterapkan?
2. Metode lain selain EBM Step
1
1. EBM (Evidence Based Medicine)
- pendekatan pada pengelolaan pasien yang mengaplikasikan
informasi medis dar hasil penelitian yang paling baik dan sohih.
- pendekatan medis berdasarkan
bukti bukti ilmiah untuk kepentingan pelayanan pasien
- bukt-bukti ilmiah yang didapat dari peneltian terpercaya
dan terbaru.
2. Prognosis
-dugaan sementara dalam menganalisa suatu masalah
-prediksi/perkiraan dari akhir suatu penyakit berdasarkan informasi
diagnosis yang muncul setelah diagnosis dibuat.
-prediksi tentang bagaimana pasien akan berkembang
3. Sumber primer
-bukti bukti tertulis tangan pertama dari sejarah yang dibuat
pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa
tersebut.
-sumber yang berasal dari penelitian dan informasinya masih
lengkap belum mengalami proses penyuntingan.
4. Critical appraisal
-suatu proses evalusi yang cermat dan sistematis suatu
artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas dan kegunaannya dalam
praktik klinis.
-kajian kritis terhadap artikel ilmiah guna mengetahui apakah
artikel itu layak rujuk atau tidak untuk dijadikan landasan pengambilan
keputusan klinis.
-metode untuk mengkritis cara ilmiah suatu sumber atua materi
yang didapat
5. Randomized controlled trial
-prosedur yang digunakan pada uji coba suatu medis
-metode penelitian yang melibatkan pasien sesungguhnya
-desain penelitian yang menggunakan uji coba sample secara
acak
6. Layak rujuk
-dapat dirujuk karena terpercaya dan dapat dipertanggung
jawabkan
-sudah ada persetujuan akan keputusan yang diputuskan
7. PICO (problem/pasien,
intervention, comparisson, dan outcome)
-Problem/ pasien didapatkan dari anamnesis keluhan dari
pasien sendiri
-Intervention merupakan tindakan medis yang dilakukan pada
pasien
-Comparisson merupakan perbandingan pengobatan atau diagnosis
terbaik yang sesuai dengan anamnesis
-Outcome adalah hasil yang diharapkan
8. Jurnal Ilmiah
-suatu jenis jurnal akademis dimana penulis mempublikasikan
artikel ilmiah
-suatu keputusan atau hasil keputusan yang berisikan bahan
yang snagat diminati orang saat diterbitkan
-majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis lmiah)
-bentuk dari publikasi penelitian ilmiah
9. Valid
-suatu data yang dapat dipercaya dan dipertanggug jawabkan
10. Penelitian Diagnosis
-metode penelitian yang menuntun seorang peneliti kearah
suatu tindakan dari sebab sebab timbulnya gejala
11. Pertanyaan klinis
-pertanyaan yang diberikan oleh dokter ketika anamnesis
-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui gejala klinis yang
dialami oleh pasien
12. Ketrampilan
-kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan
kreativitas dalam mengerjakan sesuatu sehingga lebih bermakna
13. Blind
-buta atau desain penelitian dimana respondennya belum
mengetahuinya.
-digunakan untuk mengurangi subjektivitas
Step
2
Step 7
1. Apa manfaat EBM dalam praktek
dunia kedokteran?
dapat memilih metode pencegahan
penyakit yang terbaru, memilih terapi yang terbaik untuk pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kemampuan klinis dokter.
·
agar
dokter tidak salah mendiagnosis
·
agar
dokter dapat memberikan terapi yang tepat untuk pasien
·
agar
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
Sumber : wiryo, H., 2002, kajian ritis
makalah ilmiah kedokteran klinik menurut kedokteran berbasisi bukti, sagung
seto, jakart
·
untuk
memperbaiki tata laksana pasien
·
memecahkan
masalah pasien
·
meningkatkan
kualitas pelayanan efisiensi out come klinis
·
untuk
memperoleh informasi muntakhir dan sah tentang kemajuan ilmu pengetahuan
2. Apakah kendala EBM dalam
dunia kedokteran?
a. Terbatasnya
kemampuan dalam melakukan telaah kritis
b. Secara
umum, seseorang lebih suka jawaban yang muda.h didapat dan cepat diakses
sehingga banyak orang yang enggan melakukan critical
appraisal atas suatu jurnal ilmiah. Hal ini terkadang mengakibtakan kurang
optimalnya pelayanan bagi pasien.
c. Untuk
beberapa maslaah klinis kadangkala tidak ditemukan artikel atau jurnal yang
relevan sehingga proses EBM terkadang tidak banyak membantu para klinisi dalam
memecahkan persoalan mereka.
d. Konsep
penerapan EBM seringkali tidak sejalan dengan sikap skeptis klinisi yang enggan
mengubah pola praktek kedokteran seperti biasanya.
e. Kendala
finansal dan kebijakan sistem insentif yang bertolak belakang dengan praktek
EBM.
f. Terbatasnya
ketersediaan akses terhadap literatur yang relevan.
g. Terbatasnya
waktu, terutama bagi staf pengajar.
Poin
poin tersebuut dinyatakan oleh Edwin Setiabudi dalam bukunya yang berjudul
“Metodologi Penelitian Biomedis” (sine anne, halaman 128 bab IX).
-butuh banyak
waktu
-pasien susah
diajak berinteraksi
Learning Issue :
-
kurangnya pengetahuan
-
kurangnya fasilitas
-
kurangnya rasa ingin tahu
kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara
kritis thd suatu masalah
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
3. Bagaimana langkah-langkah EBM
dilakukan?
Langkah 1 Rumuskan
pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat
komponen:
Patient, Intervention, Comparison, dan Outcome
Langkah 2 Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab
pertanyaan itu. Salah satu sumber database yang efisien untuk mencapai tujuan
itu adalah PubMed Clinical Queries.
Langkah 3 Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti
benar (valid),
penting
(importance), dan dapat diterapkan di tempat praktik
(applicability)
Langkah 4 Terapkan bukti-bukti kepada pasien.
Integrasikan hasil penilaian kritis dengan keterampilan klinis dokter, dan
situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien
Langkah 5 Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas
dan efisiensi dalam menerapkan keempat
langkah tersebut
4. Bagaimana cara pengefektifan
EBM?
1. Mendefinisikan masalah ( menghasilkan
pertanyaan klinis ).
2. Melacak informasi sumber yang diperlukan
3. Kritis menilai informasi
4. Menerapkan informasi dengan pasien
5. Mengevaluasi kefektifan sebuah informasi
Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to
clinical problem-solving. BMJ 1995;
310:1122–1126.
a.
mengubah
keluhan gejala pada pasien menjadi pertanyaan untuk mencari informasi yang
spesifik (termasuk dalam anamnesis, manfaat dan kemungkinan untuk diterapkan
b.
mencari
best evidence untuk menjawab pertanyaan
c.
menilai
secara kritis fakta-fakta yang diperoleh dari sudut keabsahan manfaat dan
kemungkinan untuk diterapkan
d.
terapkan
kepada pasien setelah mengintegrasi penilaian kritis dengan critical expertise
dan keadaan yang unik diri pasien
e.
evaluasi
efektivitas dan efisien untuk suatu kemajuan
(Sumber:www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.
5. Apa tujuan dari EBM?
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan pengembangan
berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh
Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan
pengembangan berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
6. Mengapa harus menggunakan EBM
tidak dengan menggunakan metode yang lain?
-karena metode EBM saat ini lebih efektif
EBM sekarang
telah menjadi salah satu istilah sistem kedokteran yang paling penting, yaitu
dengan metode langkah EBM, pengetahuan empiris yang tersedia tentang persoalan
klinis dapat digunakan untuk membandingkan dengan pengalaman klinik dan
observasi dari klinikan tersebut. Ini juga terlihat bahwa EBM penting untuk
menganalisis kemungkinan, permasalahan, dan kekurangan dari langkah pendekatan
yang diambil.
(journal : Evidence-based
medicine in psychopharmacotherapy: possibilities, problems and limitations; Hans-Ju¨rgen
Mo¨ller • Wolfgang Maie; 2009)
7. Bagaimana cara melakukan
langkah critical appraisal dengan baik?
Dikatakan
oleh Jane M Young dalam “How to
critically Appraise an Article” (2009) bahwa terdapat 10 pertanyaan yang
harus muncul. Apabila kesepuluh pertanyaan ini telah mendapat penjelasan, maka
pembelajar dianggap telah melakukan langkah critical appraisal dengan baik.
-
VIA
o
menyiapkan sesi analisia
o
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk
memahami gagasan dan tujuan penulisan serta topik utama dari artikel tersebut
o
menggaris bawahi gagasan utama dan membuat catatan
lengkapnya
o
mengoraksi tujuan utama, metode yang digunakan,
hasil penelitian dan kesimpulan dari hasil analisis
o
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
yaitu introdution, body dan conclusion
o
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
-
8. Bagaimana hubungan antara
critical appraisal dengan pola pembelajaran EBM?
Critical
Appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based
medicine) diartikan sbagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis
suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis.
Oxford
Centre for Evidence-based Medicine. Levels of evidence. 2012. [Citedon June 10,
2012]. Available onlne on http://cebm.net
Critical appraisal (penilaian kritis) merupakan salah
satu strategi dalam EBM tentang kekuatan bukti dan interpretasi yang benar
bukti riset merupakan salah satu langkah penting yang digunakan dalam praktik
EBM seperti sebelum pada praktik klinis perlu dianalisis dengan kritis
menggunakan (critical appraisal), pengguna informasi dari artikel riset asli
perlu melakukan penilaian kritis (critical appraisal) terhadap informasi yang
diberikan.
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
CA merupakan dasar dari EBM yang didasarkan dari CT
dan bersumber dari IT jika IT-nya bagus maka informasi yang didpat juga akan
bagus sehingga seseorang dapat melakukan CA Bermula dari permasalahan kemudian
mencari sumber (IT) lalu kita melakukan CT yang merupakan suatu awal dari suatu
CA lalu dihasilkan EBM atau padoman yang digunakan dokter sebagai tatalaksana
pasien.( Sumber; www.ugm.ac.id)
9. Apakah dampak positif dan
negatif dari critical appraisal?
Positif
·
Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas dan
kegunaan dari publikasi artikel ilmiah
·
Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
·
Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
·
Critikal Appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan
dikembangkan.
Negatif
·
Membutuhkan banyak waktu terutama pada awal.
·
Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
·
Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang
baik pada bidang tertentu sangat terbatas.
(Sumber: Joko Mulyanto, Departement of Public Health
& Community Medicine Jendral Soedirman University School)
Þ
Dampak positif CA
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
Þ
Dampak Negatif CA
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
10. Bagaimana hubungan pertanyaan
klinis dengan PICO?
11. Apa manfaat dari desain
penelitian blind?
12. Bagaimana menentukan sebuah
penelitian itu valid selain menggunakan metode RCT dan blind?
13. Apa perbedaan antara
diagnosis dan prognosis?
Dikutip dari Kamus Saku Kedokteran
Dorland (Edisi 28), bahwa
Ø Prognosis
artinya ramalan kemugnkinan perjalanan dan hasil akhir suatu kelainan.
Ø Diagnosis
artinya penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan lainnya.
14. Apa tujuan melakukan
prognosis?
Tujuan dari prognosis adalah untuk mengkomunikasikan prediksi
dari kondisi pasien di masa datang, dengan penyakit yang telah dideritanya.
Sumber :
Putririnriani, Pengertian
Diagnosis, Prognosis, Mendengar, dan Mendengarkan, 2014
v Menentukan rencana terapi selanjutnya
v
Sabagai
bahan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi
Markam, Sumarno. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta :
Universitas Indonesia
Wiramihardja, Sutarjo A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis.
Bandung : Retika Aditama
Sunberg, N.D. 1983. Introduction to Clinical Psychology. New
Jersay : Prentice-Hall.Inc
1. Kapan metode EBM diterapkan?
2. Metode lain selain EBM Step
1
1. EBM (Evidence Based Medicine)
- pendekatan pada pengelolaan pasien yang mengaplikasikan
informasi medis dar hasil penelitian yang paling baik dan sohih.
- pendekatan medis berdasarkan
bukti bukti ilmiah untuk kepentingan pelayanan pasien
- bukt-bukti ilmiah yang didapat dari peneltian terpercaya
dan terbaru.
2. Prognosis
-dugaan sementara dalam menganalisa suatu masalah
-prediksi/perkiraan dari akhir suatu penyakit berdasarkan informasi
diagnosis yang muncul setelah diagnosis dibuat.
-prediksi tentang bagaimana pasien akan berkembang
3. Sumber primer
-bukti bukti tertulis tangan pertama dari sejarah yang dibuat
pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa
tersebut.
-sumber yang berasal dari penelitian dan informasinya masih
lengkap belum mengalami proses penyuntingan.
4. Critical appraisal
-suatu proses evalusi yang cermat dan sistematis suatu
artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas dan kegunaannya dalam
praktik klinis.
-kajian kritis terhadap artikel ilmiah guna mengetahui apakah
artikel itu layak rujuk atau tidak untuk dijadikan landasan pengambilan
keputusan klinis.
-metode untuk mengkritis cara ilmiah suatu sumber atua materi
yang didapat
5. Randomized controlled trial
-prosedur yang digunakan pada uji coba suatu medis
-metode penelitian yang melibatkan pasien sesungguhnya
-desain penelitian yang menggunakan uji coba sample secara
acak
6. Layak rujuk
-dapat dirujuk karena terpercaya dan dapat dipertanggung
jawabkan
-sudah ada persetujuan akan keputusan yang diputuskan
7. PICO (problem/pasien,
intervention, comparisson, dan outcome)
-Problem/ pasien didapatkan dari anamnesis keluhan dari
pasien sendiri
-Intervention merupakan tindakan medis yang dilakukan pada
pasien
-Comparisson merupakan perbandingan pengobatan atau diagnosis
terbaik yang sesuai dengan anamnesis
-Outcome adalah hasil yang diharapkan
8. Jurnal Ilmiah
-suatu jenis jurnal akademis dimana penulis mempublikasikan
artikel ilmiah
-suatu keputusan atau hasil keputusan yang berisikan bahan
yang snagat diminati orang saat diterbitkan
-majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis lmiah)
-bentuk dari publikasi penelitian ilmiah
9. Valid
-suatu data yang dapat dipercaya dan dipertanggug jawabkan
10. Penelitian Diagnosis
-metode penelitian yang menuntun seorang peneliti kearah
suatu tindakan dari sebab sebab timbulnya gejala
11. Pertanyaan klinis
-pertanyaan yang diberikan oleh dokter ketika anamnesis
-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui gejala klinis yang
dialami oleh pasien
12. Ketrampilan
-kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan
kreativitas dalam mengerjakan sesuatu sehingga lebih bermakna
13. Blind
-buta atau desain penelitian dimana respondennya belum
mengetahuinya.
-digunakan untuk mengurangi subjektivitas
Step
2
Step 7
1. Apa manfaat EBM dalam praktek
dunia kedokteran?
dapat memilih metode pencegahan
penyakit yang terbaru, memilih terapi yang terbaik untuk pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kemampuan klinis dokter.
·
agar
dokter tidak salah mendiagnosis
·
agar
dokter dapat memberikan terapi yang tepat untuk pasien
·
agar
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
Sumber : wiryo, H., 2002, kajian ritis
makalah ilmiah kedokteran klinik menurut kedokteran berbasisi bukti, sagung
seto, jakart
·
untuk
memperbaiki tata laksana pasien
·
memecahkan
masalah pasien
·
meningkatkan
kualitas pelayanan efisiensi out come klinis
·
untuk
memperoleh informasi muntakhir dan sah tentang kemajuan ilmu pengetahuan
2. Apakah kendala EBM dalam
dunia kedokteran?
a. Terbatasnya
kemampuan dalam melakukan telaah kritis
b. Secara
umum, seseorang lebih suka jawaban yang muda.h didapat dan cepat diakses
sehingga banyak orang yang enggan melakukan critical
appraisal atas suatu jurnal ilmiah. Hal ini terkadang mengakibtakan kurang
optimalnya pelayanan bagi pasien.
c. Untuk
beberapa maslaah klinis kadangkala tidak ditemukan artikel atau jurnal yang
relevan sehingga proses EBM terkadang tidak banyak membantu para klinisi dalam
memecahkan persoalan mereka.
d. Konsep
penerapan EBM seringkali tidak sejalan dengan sikap skeptis klinisi yang enggan
mengubah pola praktek kedokteran seperti biasanya.
e. Kendala
finansal dan kebijakan sistem insentif yang bertolak belakang dengan praktek
EBM.
f. Terbatasnya
ketersediaan akses terhadap literatur yang relevan.
g. Terbatasnya
waktu, terutama bagi staf pengajar.
Poin
poin tersebuut dinyatakan oleh Edwin Setiabudi dalam bukunya yang berjudul
“Metodologi Penelitian Biomedis” (sine anne, halaman 128 bab IX).
-butuh banyak
waktu
-pasien susah
diajak berinteraksi
Learning Issue :
-
kurangnya pengetahuan
-
kurangnya fasilitas
-
kurangnya rasa ingin tahu
kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara
kritis thd suatu masalah
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
sumber : Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI
3. Bagaimana langkah-langkah EBM
dilakukan?
Langkah 1 Rumuskan
pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat
komponen:
Patient, Intervention, Comparison, dan Outcome
Langkah 2 Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab
pertanyaan itu. Salah satu sumber database yang efisien untuk mencapai tujuan
itu adalah PubMed Clinical Queries.
Langkah 3 Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti
benar (valid),
penting
(importance), dan dapat diterapkan di tempat praktik
(applicability)
Langkah 4 Terapkan bukti-bukti kepada pasien.
Integrasikan hasil penilaian kritis dengan keterampilan klinis dokter, dan
situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien
Langkah 5 Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas
dan efisiensi dalam menerapkan keempat
langkah tersebut
4. Bagaimana cara pengefektifan
EBM?
1. Mendefinisikan masalah ( menghasilkan
pertanyaan klinis ).
2. Melacak informasi sumber yang diperlukan
3. Kritis menilai informasi
4. Menerapkan informasi dengan pasien
5. Mengevaluasi kefektifan sebuah informasi
Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to
clinical problem-solving. BMJ 1995;
310:1122–1126.
a.
mengubah
keluhan gejala pada pasien menjadi pertanyaan untuk mencari informasi yang
spesifik (termasuk dalam anamnesis, manfaat dan kemungkinan untuk diterapkan
b.
mencari
best evidence untuk menjawab pertanyaan
c.
menilai
secara kritis fakta-fakta yang diperoleh dari sudut keabsahan manfaat dan
kemungkinan untuk diterapkan
d.
terapkan
kepada pasien setelah mengintegrasi penilaian kritis dengan critical expertise
dan keadaan yang unik diri pasien
e.
evaluasi
efektivitas dan efisien untuk suatu kemajuan
(Sumber:www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.
5. Apa tujuan dari EBM?
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan pengembangan
berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh
Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
- membantu
mengklinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil
klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien
- pengambilan
keputusan klinis lebih efektif, aman, reliable, efisien dan cost-effective.
-memberikan
pengembangan berbasis bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
- mengembalikan fokus
perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke pelayanan medis
berorientasi pasien (patient-centered medical care)
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
6. Mengapa harus menggunakan EBM
tidak dengan menggunakan metode yang lain?
-karena metode EBM saat ini lebih efektif
EBM sekarang
telah menjadi salah satu istilah sistem kedokteran yang paling penting, yaitu
dengan metode langkah EBM, pengetahuan empiris yang tersedia tentang persoalan
klinis dapat digunakan untuk membandingkan dengan pengalaman klinik dan
observasi dari klinikan tersebut. Ini juga terlihat bahwa EBM penting untuk
menganalisis kemungkinan, permasalahan, dan kekurangan dari langkah pendekatan
yang diambil.
(journal : Evidence-based
medicine in psychopharmacotherapy: possibilities, problems and limitations; Hans-Ju¨rgen
Mo¨ller • Wolfgang Maie; 2009)
7. Bagaimana cara melakukan
langkah critical appraisal dengan baik?
Dikatakan
oleh Jane M Young dalam “How to
critically Appraise an Article” (2009) bahwa terdapat 10 pertanyaan yang
harus muncul. Apabila kesepuluh pertanyaan ini telah mendapat penjelasan, maka
pembelajar dianggap telah melakukan langkah critical appraisal dengan baik.
-
VIA
o
menyiapkan sesi analisia
o
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk
memahami gagasan dan tujuan penulisan serta topik utama dari artikel tersebut
o
menggaris bawahi gagasan utama dan membuat catatan
lengkapnya
o
mengoraksi tujuan utama, metode yang digunakan,
hasil penelitian dan kesimpulan dari hasil analisis
o
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
yaitu introdution, body dan conclusion
o
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
-
8. Bagaimana hubungan antara
critical appraisal dengan pola pembelajaran EBM?
Critical
Appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based
medicine) diartikan sbagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis
suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis.
Oxford
Centre for Evidence-based Medicine. Levels of evidence. 2012. [Citedon June 10,
2012]. Available onlne on http://cebm.net
Critical appraisal (penilaian kritis) merupakan salah
satu strategi dalam EBM tentang kekuatan bukti dan interpretasi yang benar
bukti riset merupakan salah satu langkah penting yang digunakan dalam praktik
EBM seperti sebelum pada praktik klinis perlu dianalisis dengan kritis
menggunakan (critical appraisal), pengguna informasi dari artikel riset asli
perlu melakukan penilaian kritis (critical appraisal) terhadap informasi yang
diberikan.
Sumber : PDF oleh Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
CA merupakan dasar dari EBM yang didasarkan dari CT
dan bersumber dari IT jika IT-nya bagus maka informasi yang didpat juga akan
bagus sehingga seseorang dapat melakukan CA Bermula dari permasalahan kemudian
mencari sumber (IT) lalu kita melakukan CT yang merupakan suatu awal dari suatu
CA lalu dihasilkan EBM atau padoman yang digunakan dokter sebagai tatalaksana
pasien.( Sumber; www.ugm.ac.id)
9. Apakah dampak positif dan
negatif dari critical appraisal?
Positif
·
Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas dan
kegunaan dari publikasi artikel ilmiah
·
Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
·
Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
·
Critikal Appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan
dikembangkan.
Negatif
·
Membutuhkan banyak waktu terutama pada awal.
·
Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
·
Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang
baik pada bidang tertentu sangat terbatas.
(Sumber: Joko Mulyanto, Departement of Public Health
& Community Medicine Jendral Soedirman University School)
Þ
Dampak positif CA
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
• Tidak mudah terpengaruh
• Tidak membedakan baik dengan yang salah
• Dapat mengambil keputusan yang akurat
Þ
Dampak Negatif CA
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
• Terlalu lama mengkaji dan memutuskan suatu informasi
10. Bagaimana hubungan pertanyaan
klinis dengan PICO?
11. Apa manfaat dari desain
penelitian blind?
12. Bagaimana menentukan sebuah
penelitian itu valid selain menggunakan metode RCT dan blind?
13. Apa perbedaan antara
diagnosis dan prognosis?
Dikutip dari Kamus Saku Kedokteran
Dorland (Edisi 28), bahwa
Ø Prognosis
artinya ramalan kemugnkinan perjalanan dan hasil akhir suatu kelainan.
Ø Diagnosis
artinya penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan lainnya.
14. Apa tujuan melakukan
prognosis?
Tujuan dari prognosis adalah untuk mengkomunikasikan prediksi
dari kondisi pasien di masa datang, dengan penyakit yang telah dideritanya.
Sumber :
Putririnriani, Pengertian
Diagnosis, Prognosis, Mendengar, dan Mendengarkan, 2014
v Menentukan rencana terapi selanjutnya
v
Sabagai
bahan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi
Markam, Sumarno. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta :
Universitas Indonesia
Wiramihardja, Sutarjo A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis.
Bandung : Retika Aditama
Sunberg, N.D. 1983. Introduction to Clinical Psychology. New
Jersay : Prentice-Hall.Inc
1. Kapan metode EBM diterapkan?
2. Metode lain selain EBM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar