Selasa, 04 November 2014

SGD 8 MODUL Berfikir Kritis LBM 3

Step 1

1.     Mendiagnosis
ð Dugaan sementara yang diberikan berdasarkan pemeriksaan dan anamnesis yang dilakukan oleh dokter pada pasien
2.     Mengelaborasi
ð Menjelaskan sesuatu dg lebih detail dan terperinci
3.     Critical thinking
ð Proses intelektual scr aktif untuk menganalisi atau mengevaluasi berdasarkan pengetahuan yg sesuai dpt didpercaya, digambarkan dan beralasan dan jg berdasar metode yg ada
ð Proses kecerdasan yang dilakukan scr aktif dan terampil untuk mendapatkan informasi dgn meneliti dan dengan bukti dan fakta yg ada
4.     Clinical reasoning
ð Penalaran klinis pertimbangan baik buruk dr suatu kasus dengan  menggunakan pemikiran yg logis
ð Proses berpikir yg dilakukan oleh dokter dlm menghadapi pasien yg bertujuan untuk mengambil keputusan klinik yg terbaik
ð Penalaran yg terdapat bukti real yg berkaitan ttg klinis
ð Proses dimana dokter memusatkan pikiran mereka kearah diagnosa yg memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan penalaran deduktif hepotetik
5.     Smart thinking
ð Kemampuan berpikir yg didasari pengetahuan luas sehingga bisa menyelesaikan masalah tsb serta resiko yg akan ditanggung
ð Pemikiran yg inovatif, solutif, efektif
ð Berpikir cerdas oleh seseorang dlm menghadapi permasalahan
6.     Creative thinking
ð Menemukan ide sehingga kita dpt memmiliki inovasi baru dl berpikir
ð Menciptakan hal hal baru yang menarik
ð Pemikiran yg bersifat kreatif dan unik dlm penyelesaian masalah
7.     Ditelaah
ð Dikaji secara mendalam
ð Analisis dan evaluasi
Step 2
1.     Apa tujuan dari pengelaborasian ide?
2.     Apa tujuan dr critical thinking?
3.     Apa manfaat berpikir kritis?
4.     Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis?
5.     Bagaimana kriteria orang telah berpikir kritis?
6.     Apa saja hambatan dalam penerapan critical thinking?
7.     Bagaiman contoh penerapan critical thinking?
8.     Jelaskan langkah atau tahapan critical thinking dlm kegiatan penalaran klinis?
9.     Apa hubungan antara penalaran klinis dan mendiagnosis?
10.                        Bagaimana tahap seorang dokter dalam mendiagnosis?
11.                        Mengapa sebagai calon dokter kita harus mampu melalukan clinical reasoning?
12.                        Bagaimana cara menerapkan smart thinking dan creative thinking?
13.                        Bagaimana cara mengembangkan kreativitas di diri kita?
14.                         Bagaimana cara menelaah suatu materi yg didapat?

Step 3
1.      Apa tujuan dari pengelaborasian ide?
-         Untuk mengembangkan pikiran kita
-         Memperluas materi yang sudah kita dapat atau memperjelas wawasan yang sudah kita punya
-         Dapat memberikan alasan yang logi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang baik

2.     Apa tujuan dr critical thinking?
-         Dapat mencari informasi dengan tepat, dapat mengelola informasi dengan logis, dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik
-         Menjadikan pembelajaran menjadi terarah dan tertata
-         Mendapatkan informasi sedetail mungkin
-         Melatih keahlian berpikir
-         Dalam mendiagnosis lebih menguasai dan terarah
-         Dapat memberikan penyelesaian suatu masalah tepat dan logis
-         Membuat orang lebih aktif dan memiliki informasi yang akurat
-         Dibidang klinik agar kita mencerna dengan baik apa yang dikeluhkan pasien sehingga kita bisa mendiagnosa dgn tepat.

3.     Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis?
-         Rajin rajin membaca, selalu up to date dengan informasi yang realiable
-         Membiasakan diri melakukan SQ3R
-         Menyesuaikan situasi disekitarnya dan mencari solusi yang ada dalam permasalahan
-         Berperan aktif dalam pembelajaran.
-         Mengembangkan daya nalar dalam menyelesaikan masalah dan berani mengungkapkan pendapat.
-         Dengan cara mengkritisi sumber pembelajaran yang kurang baik.
-         Lebih sering sharing dengan teman sejawat, expert (pakar) untuk bertukar informasi.
-         Dengan cara memilih sumber belajar yang akurat dan terpercaya.
-         Mengkaji dan menguji data.

4.     Bagaimana kriteria orang telah berpikir kritis?
-         Terbiasa ingin tahu, banyak pengetahuan, dan terbiasa menyampaikan alasan atau data yang dipercaya
-         Dapat menanyakan suatu hal dengan tepat, dapat mengolah informasi yang logis, mencari informasi.
-         Tidak menerima info yang ada tanpa menelaah, selalu meneliti sumber yang digunakan., menghargai ide orang lain, tidak malu bertanya.
-         Berperan aktif dalam diskusi atau penyelesaian masalah
-         Sering berpendapat, mau menerima masukan, memiliki sumber yang akurat.
-         Berpikiran kreatif, rasional, logis, dan sistematis
-         Menjadikan masa lalunya untuk mengintrospeksi diri
-         Mampu memberikan penyelesaian thd masalah atau hal-hal yang sifatnya teknis.
-         Tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan sesuatu
-         Dapat memahami pelajaran dengan baik benar
-         Cepat tanggap atau responsif, fleksibel, inovatif, dan berwawasan luas, realistis, mengambil keputusan dengan bukti.

5.     Apa saja hambatan dalam penerapan critical thinking?
-         Karena kita belum terbiasa dalam berpikir kritis
-         Mempunyai rasa malas yang tinggi, tidak memiliki rasa ingin tahu, tidak ingin mengembangkan potensi yang ada didirinya
-         Butuh waktu yang lebih bayak
-         Malas, mengandalkan pengetahuan teman, tidak ada motivasi untuk melengkapi informasi
-         Tidak berani mengambil resiko, tertutup (tidak menerima ide baru), takut membuat kesalahan
-         Kurangnya fasilitas dan minimnya prior knowledge
-         Merasa dirinya lebih unggul dari orang lain
-         Mudah merasakan kepuasan.

6.     Bagaiman contoh penerapan critical thinking?
-         Contoh memilih terapi ke pasien, apakah didukung bukti2 ilmiah yang kuat yang membenarkan terapi itu efektif atau tidak.
-         Dibidang klinis, tidak tergesa gesa dalam mendiagnosis, agar tidak salah mendiagnosa pasien.
-         Dalam diskusi kita dapat mengambil sebanyak mungkin informasi dari skenario yang ada
7.      Jelaskan langkah atau tahapan critical thinking dlm kegiatan penalaran klinis?
8.     Apa hubungan antara penalaran klinis dan mendiagnosis?
9.     Bagaimana tahap seorang dokter dalam mendiagnosis?
10.            Mengapa sebagai calon dokter kita harus mampu melalukan clinical reasoning?
11.            Bagaimana cara menerapkan smart thinking dan creative thinking?
12.            Bagaimana cara mengembangkan kreativitas di diri kita?
13.             Bagaimana cara menelaah suatu materi yg didapat?

Step 4






















Step 7
1       Apa tujuan dari pengelaborasian ide?
2       Apa tujuan dr critical thinking?
·         Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
·         Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
·         Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan  informasi dengan efektif
·         Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat
·         Membiasakan berpikiran terbuka
·         Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
                 repository.unand.ac.id/18468/1/BERFIKIR%20KRITIS-PSPDG.pptx

3       Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis?
Sifat intelektual seorang perlu dikembangkan dan diasah agar menjadi pemikir yang kritis. Tidak ada resep yang instan untuk mengembangkan sifat- sifat intelektualitas dari seorang pemikir kritis. Sebab berpikir kritis dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dan prinsip, ketimbang prosedur yang kaku, atau resep tertentu. Berpikir kritis menggunakan tidak hanya logika (baik logika formal maupun informal), tetapi juga kriteria intelektual yang lebih luas, meliputi kejelasan, kepercayaan (credibility), akurasi, presisi (ketelitian), relevansi, kedalaman, keluasan, dan signifikansi (kemaknaan).
Salah satu cara yang penting untuk mengembangkan sifat-sifat berpikir kritis adalah
mempelajari seni untuk menunda penarikan kesimpulan definitif. Caranya adalah menerapkan
orientasi persepsi ketimbang menarik kesimpulan final terlalu dini. Sebagai contoh, ketika membaca sebuah novel, menonton   film, mengikuti diskusi
atau dialog, hindari kecenderungan untuk mengha- kimi atau menarik kesimpulan tetap.
Untuk   melatih   berpikir   kritis,   seorang perlu menyadari dan menghindari adanya kecen- derungan  untuk  melakukan  kesalahan-kesalahan
yang menyebabkan orang tidak berpikir kritis, antara lain sebagai berikut:

1.   Dalam suatu argumen terlalu mengeneralisasi posisi atau keadaan. Sebagai contoh, dalamsuatu argumen terdapat kecenderungan untuk mengira semua orang tahu, padahal tidak setiap orang tahu. Demikian juga mengira semua orang tidak tahu, padahal ada orang yang tahu. Pemikir kritis berhati-hati dalam menggunakan kata “semua”, atau “setiap”. Lebih aman menggunakan kata “sebagian besar”, atau beberapa”.
2.   Menyangka bahwa setiap orang memiliki bias (keberpihakan) di bawah sadar, lalu mempertanyakan pemikiran refleksif yang dilakukan orang lain. Pemikir kritis harus bersedia untuk menerima kebenaran argumen orang lain. Perdebatan tentang argumen bisa saja menarik, tetapi tidak selalu berarti bahwa argumen sendiri benar.
3.   Mengadopsi pendapat yang ego-sensitif. Nilai- nilai, emosi, keinginan, dan pengalaman seorang mempengaruhi keyakinan dan kemampuan orang untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Pemikir kritis harus menying- kirkan kesalahan ini dan mempertimbangkan untuk menerima informasi dari luar
4.   Mengingat kembali keyakinan lama yang dipercaya dengan kuat tetapi sekarang dittolak
5.   Kecenderungan untuk berpikir kelompok, suatu keadaan di mana keyakinan seorang dibentuk oleh pemikiran orang-orang diseki- tarnya ketimbang apa yang ia sendiri alami atau saksikan
Buzzle.com (2009). Developing critical thinking skills. www.buzzle.com/.../developing-critical- thinking-skills.html
Cottrell S (2005). Critical thinking skills: Developing effective analysis and argument. Houndmills, Basingstoke, Hampshire, RG21 6XS, England: Macmillan Publishers Limited
Kelly J, Hokanson B (2009). Study guides and strategies: Reading critically.  Interactive Media (DHA 4384) School of Design, University of Minnesota. www.studygs.net/crtthk.htm
Lau J (2009). A mini guide to critical thinking. Department of Philosophy The University of Hong Kong. philosophy.hku.hk/think/
North Central Regional Educational Laboratory (2009). Critical thinking skill. www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/envrnmnt/.../sa3crit. htm -
Wikipedia (2009). Critical thinking. www.en.wikipedia.org/wiki/Critical_thinking
4       Bagaimana kriteria orang telah berpikir kritis?

·         Kriteria berpikir kritis:
a.       seseorang menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan
b.      bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
c.       dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
d.      berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan
e.       bersikap cermat, jujur dan ikhas karena Allah, baik dalam mengerjakan pekerjaan yang bertalian  dengan agama Allah maupun dengan urusan duniawi
f.       kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil.
g.      adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya walaupun akanmerugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat
h.      keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman, kemakmuran, dan kebahagiaan. Keadilan hanya akan mengakibatkan hal yang sebaliknya

Ennis (Arief Achmad, 2007) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat kita jadikanstandar dalam proses berpikir kritis, yaitu:
a.        Clarity (Kejelasan)
Kejelasan merujuk kepada pertanyaan: "Dapatkah permasalahan yang rumit dirinci sampai tuntas?"; "Dapatkah dijelaskan permasalahan itu dengan cara yang lain?"; "Berikanlah ilustrasi dan contoh-contoh!". Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbicara apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.

Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan pendidik dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu menjadi jelas, maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".

b.      Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan).
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan: "Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan?"; "Bagaimana cara mengecek kebenarannya?"; "Bagaimana menemukan kebenaran yg akurat dalam sebuah sumber?" Pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, "Pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon".

c.        Precision (ketepatan)
Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan. "Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat terurai?"; "Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?". Sebuah pernyataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat, misalnya "Aming sangat berat" (kita tidak mengetahui berapa berat Aming, apakah satu pon atau 500 pon!)

d.      Relevance (relevansi, keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut: "Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?"; "Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?". Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.

e.       Depth (kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada pertanyaan dengan kompleks dan mengerti mendalami secara benar jawaban atau materi tsb, Apakah permasalahan dalam pertanyaan diuraikan sedemikian rupa? Apakah telah dihubungkan dengan faktor-faktor yang signifikan terhadap pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi jawaban sangat dangkal (kebalikan dari dalam). Misalnya terdapat ungkapan, "Katakan tidak". Ungkapan tersebut biasa digunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam.

f.       Breadth (keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Apakah pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?; Apakah memerlukan tinjauan atau teori lain dalam merespon pernyataan yang dirumuskan?; Menurut pandangan..; Seperti apakah pernyataan tersebut menurut... Pernyataan yang diungkapkan dapat memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup luas. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pertanyaan yang diajukan.


g.      Logic (logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis.

Sambas, Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

Ralingson J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga

Izzati, N. (2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember 2009, hal. 49-60

5       Apa saja hambatan dalam penerapan critical thinking?

Hambatan – hambatan dalam Berpikir Kritis
Sepintar – pintarnya orang yang melakukan berpikir kritis dengan baik, kadang kalamendapatkan seesuatu hambatan dalam menjalani berpikir kritis. Hal yang menjadikansuatu hambatan, yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan kita tentang latar belakang informasi yang relevan dari suatumasalah atau persoalan, sehingga untuk memutuskan suatu penyelesaian kurang tepatdan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
2.Menyangkut sikap ; prasangka, kebohongan, rasionalisasi, dan penstereotipan(generalisasi).
3.  Menyangkut keyakinan ; mitos, tahayul, agama, dan adat istiadat.
4. Paradigma yang dianut, seperti :
 Egosentrisme,
sebagaimana hal nya manusia adalah subjek dalam kehidupanini. Artinya manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebutsebagai egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris menjadi hal utama yang haruskita hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim yang membutuhkan kerjasamayang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulitmendapatkan inovasi – inovasi baru yang dapat hadir. Pada akhirnya, sikap egosentrisini akan membawa manusia ke dalam komunitas individualistis yang tidak pekaterhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya menjadi penambahmasalah. Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita akansemakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namun juga sebagai pemecah masalah yang ada di lingkungan. Khususnya pada profesidokter, dimana seorang dokter harus mengutamakan kesehatan pasien dengan tindakanmedis yang diberikan.
 Sosiosentrisme,
paradigma yang dimana seorang berpikir lebih berpusat untuk keuntungan kelompoknya. Sosiosentrisme bisa mengubah cara pandang seseorangyang berpikir kritis. Ada dua sudut pandang pemikiran, yaitu bias kelompok daninsting kelompok. Bias kelompok adalah kecenderungan menilai bahwa kelompok yang ia anut adalah paling baik, tanpa menilai tentang kelemahan kelompoknyasenndiri dan juga tidak menilai tentang sisi positif dari kelompok lain. Instingkelompok adalah kecenderungan untuk mengikuti pendapat atau gagasan dari oranglain yang bersifat mayoritas, tanpa menilai baik dan buruknya dari sebuah keputusanyang dianutnya.
Abrori C.
 Berpikir kritis dalam profesi dokter 
. Fakultas Kedokteran Universitas Jember.Jember;2008Kurniawan E.
 Pembudayaan keterampilan berpikir kritis
. Bandung: 16 Juli 2002Sitopu R.
 Kuliah berpikir kritis
. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta;2009Sudaryanto.
 Kajian kritis tentang permasalahan sekitar pembelajaran kemampuan berpikir kritis
.. The miniature guide to critical thinking "CONCEPTS & TOOLS".
TheFoundation of Critical Thinking
.
California;2005


6       Bagaiman contoh penerapan critical thinking?
Dengan menggunakan kerangka skeptisis-me ilmiah, berpikir kritis diperlukan di semua bidang profesi dan disiplin akademik, termasuk bidang profesi kedokteran. Sebagai contoh, dalam memilih terapi untuk pasien, seorang dokter perlu berpikir kritis apakah keputusan untuk memilih terapi sudah tepat, apakah didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang kuat yang membenarkan bahwa terapi itu memang efektif untuk memecahkan masalah yang dihadapi pasien. http://fk.uns.ac.id/static/file/criticalthinking.pdf

7       Jelaskan langkah atau tahapan critical thinking dlm kegiatan penalaran klinis?
Tahapan berfikir kritis yatitu : (1) Keterampilan menganalisis, (2) Keterampilan mensintesis, (3) Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, (4) Keterampilan menyimpulkan, dan (5) Keterampilan mengevaluasi atau menilai
http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/06/sudahkan-berfikir-kritis-kreatif-dan-problem-solving/
Analysis
Kemampuan untuk menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya mudah untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mengidentifikasi bagian-bagian suatu informasi, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip organisasi yang ada di dalamnya.
Synthesis
Kemampuan untuk mengintegrasikan beberapa informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru.
Evaluation
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi sesuai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan memberi batasan kriteria yang digunakan, kriteria internal atau ekternal yang sesuai dengan tujuan.
Truth seeking
Selalu ingin menemukan kebenaran dari masalah yang sedang dihadapi, berani mengajukan pertanyaan, jujur dan memberikan pandangan secara objektif meskipun penemuan tersebut tidak mendukung kepentingan atau pendapatnya.
Open-mindness
Bertenggang rasa terhadap perbedaan pandangan dan bisa menerima jika dirinya mengetahui adanya penyimpangan dari pandangannya.
           Analyticity
Selalu memberikan alasan melalui bukti-bukti dalam memecahkan masalah, serta memberikan perkiraan kemungkinan adanya penyulit dalam menerapkan konsep dan secara konsisten siap untuk berpartisipasi jika dibutuhkan.
Systematicity
Teratur, terorganisir, memusatkan perhatian, dan rajin meninjau ulang.
Self-confidence
Percaya diri terhadap keputusannya secara positif dan mempengaruhi orang lain untuk memecahkan masalah secara rasional.
Inquisitiveness/Sceptical
Tidak mudah percaya secara intelektual dan mempunyai kemauan untuk belajar.
Maturity
Melihat masalah, mengkaji, dan mengambil keputusan dengan pemahaman yang mendalam bahwa suatu masalah memungkinkan untuk dapat ditangani dengan lebih dari 1 solusi yang rasional, dan berkali-kali melakukan pertimbangan sesuai standar, konteks, serta melihat bukti-bukti sebelum memastikan.


8       Apa hubungan antara penalaran klinis dan mendiagnosis?

9       Bagaimana tahap seorang dokter dalam mendiagnosis?
Inilah Cara Berpikir Dokter Dalam Mendiagnosis
Ketika Anda sakit, pasti yang dipikirkan caranya untuk sembuh. Salah satunya adalah dengan pergi berobat ke dokter. Tetapi, tahukah Anda bagaimana sistematis dokter berpikir dalam menganalisa keluhan serta pemeriksaan fisik yang dilakukan sehingga keluar menjadi diagnosis dalam mengobati penyakit Anda? Ingin tahu?
1. Diagnosis banding
Percaya atau tidak ketika Anda mengutarakan keluhan utama, misalnya adalah panas, seorang dokter di dalam otaknya sudah mengantri ribuan jenis penyakit yang menggambarkan panas sebagai keluhan utama, semakin banyak Anda menyertakan keluhan-keluhan pendamping serta kronologis penyakit Anda dengan tepat, maka antrian diagnosis banding di dalam otak dokter tersebut akan semakin berkurang dan berkurang hingga pada akhirnya akan menjadi satu buah diagnosis penyakit Anda.

Bila Anda menyaksikan tayangan drama luar negeri House, disini Anda bisa mengetahui bagaimana dokter menganalisa satu buah penyakit dari beberapa jenis penyakit melalui sistematis diagnosis banding.

2. 70% diagnosis bisa ditegakkan hanya dari anamnesis
Anamnesis atau definisi sederhanya adalah proses wawancara antara dokter dan pasien, dimana informasi yang diterima oleh dokter dari pasien adalah suatu proses dalam menegakkan diagnosis. Pada umumnya terutama bagi dokter yang telah berpengalaman sekali, anamnesis bisa menjadi kunci yang sangat baik dalam mendiagnosis penyakit pasiennya. Hanya dengan mengutarakan keluhan utama, keluhan pendamping dan kronologisnya, biasanya dokter sudah bisa menentukan diagnosis penyakit si pasien hingga 70%.

Sebaiknya bila Anda berobat, jangan sungkan untuk menceritakan segala keluhan terutama keluhan yang paling sangat menganggu kondisi kesehatan tubuh Anda.

3. Panca indera dokter = alat vital
Percaya atau tidak mungkin Anda pernah bertemu dengan seorang dokter di tempat praktik yang memperhatikan Anda dari ujung rambut hingga ujung kaki, begitupun dengan penulis yang amat sangat memperhatikan keadaan pasien. Bukan hanya saja melihat, tetapi ketika pasien masuk ke dalam ruang praktik dengan kelima panca indera, penulis mulai membuat suatu diagnosis perkiraan penyakit si pasien, mulai dari penampilan, aroma pasien, dan derik langkah pasien.

Jadi jangan pernah menutupi atau merasa malu untuk menunjukkan suatu keadaan tentang penyakit Anda kepada dokter, karena percaya atau tidak ketika Anda masuk ke dalam ruang praktik dokter, Anda sudah mulai didiagnosis oleh dokter tersebut. Dokter dengan daya observasi yang tajam, adalah dokter yang amat sangat memperhatikan pasiennya.
4. Pemeriksaan fisik adalah nomor 2
Bagi para dokter senior yang sangat berpengalaman, bagi mereka diagnosis yang sudah bisa ditegakkan melalui proses anamnesis, pemeriksaan fisik hanyalah untuk mengonfirmasi hasil temuan mereka dari proses analisis penyakit melalui anamnesis, sehingga tidak heran bila Anda bertemu dengan dokter yang lebih banyak melakukan anamnesis dibandingkan dengan pemeriksaan fisik, karena kemungkinan ia telah mengetahui penyakit Anda sebelumnya!

5. Pemeriksaan penunjang bukanlah segalanya
Namanya pemeriksaan penunjang bukanlah pemeriksaan utama yang bisa dijadikan patokan untuk mendiagnosis penyakit. Seorang dokter biasanya hanya akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi temuan serta kemungkinan yang akan terjadi pada diri Anda.

Jadi sebenarnya bagi Anda yang langsung pergi ke laboratorium untuk memeriksakan darah dan sebagainya tanpa pergi ke dokter terlebih dahulu sebenarnya adalah cara yang salah, karena bila Anda tidak mengerti hasil pemeriksaan lab yang bisa dipastikan Anda akan menemui dokter untuk membantu mengiterpretasikan hasil lab yang pada akhirnya Anda akan keluar uang sebanyak dua kali, padahal belum tentu dokter akan meminta Anda untuk memeriksakan diri ke lab.

Medicalera.com -- Jejaring kesehatan yang berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat awam medis, kalangan profesional, mahasiswa dan industri kesehatan dalam berbagi info kesehatan.

10    Mengapa sebagai calon dokter kita harus mampu melalukan clinical reasoning?

Clinical reasoning  dari !udut pandang Critical thinging
"dalam menjalankan praktek kedokteran, dokter diharuskan selalu melakukanclinical reasoning. =ro!es dkk. )// mengambil pendapat <ewble menjelaskan bahwaclinical reasoning adalah proses kogniti# yang terjadi ketika berbagai in#ormasi yangdiperoleh dokter baik melalui anamnesis dan pemeriksaan #isik atau melalui kasus klinik yang diberikan pada mahasiswa kedokteran disintesis dan diintegrasikan dengan penegtahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya oleh dokter dan mahasiswatersebut yang kemudian dipergunakan untuk mendiagnosis dan menatalaksana masalah pasien.Karena merupakan proses kogniti#, maka proses reasoning sangat dipengaruhioleh proses ber#ikir manusia yang cenderung untuk6 )i terburuburu sehingga seringtidak dilakukan e!aluasi yang mendalam terhadap berbagai alternati# )ii dangkal,sehingga gagal untuk menantang asumsi dan mempertimbangkan pandangan orang lain)iii kabur, tidak jelas )i! dan tak terorganisir. 1kibatnya, wajar jika pada umumnya kitaselalu mencari jalan pintas penyelesaian masalah. 2ogniti!e bias juga mempengaruhi praktek dokter, salah satunya adalah con#irmation bias, yakni banyaknya waktu yangdipergunakan untuk mengkon#irmasi atau mecari pembenar atas hipotesis yangdibuatnya, dan bukan menge!aluasi ketepatan atau mencari kelemahan hipotesisnya.Untuk mengatasi bias kogniti# tersebut, Kee dan $ickle )//4 mengutip pendapat %oy(oses, menyarankan agar6 )i meminta #eedback atas proses pengambilan keputusan dankeputusan yang dihasilkan )ii membuat akuntabilitas dan justi#ikasi yang jelas untuk menetapkan keputusan )iii perlu men#okuskan diri untuk mencari hipotesis alternati#.Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan dalam clinical reasoning terkait dengan prosescogniti!e adalah6 hindari bias persepsi dengan menata ulang masalah, cari penjelasan dari berbagai re#erensi, dan biasakan untuk membuang in#ormasi yang tidak berguna.2linical reasoning biasa dibagi menjadi #orward dan backward clinical reasoning)(atel dkk. dalam $eullens dkk. //>. Forward clinical reasoning adalah proses untuk menetapkan hipotesis berdasarkan data yang ada. Sedangkan backward clinicalreeasoning adalah mengungkapkan data berdasarkan hipotesis. Sebagai contoh, jikaseorang dokter menyatakan bahwa pasien ini mempunyai gula darah yang tinggi melebihinormal, dan menarik hipotesis bahwa pasien menderita diabetes, maka dapat dikatakan bahwa dokter tersebut melakukan #orward reasoning. Sedangkan jika dokter menyakatankarena pasien menderita diabetes, maka pasien memiliki gula darah yang tinggi melebihinormal."itinjau dari konsep critical thinking, maka #orward clinical reasoning lebihmenerapkan konsep critical thinking. "alam menegakkan diagnosis atau hipotesis, palingtidak langkah yang dilakukannya adalah menginterpretasi, menganalisis, danmenge!aluasi data )sign, symptoms dan pemeriksaan penunjang kemudian melakukan
=ro!es, ;, Scott, 8, 1le9ander, @. //. 1ssessing clinical reasoning6 a method tomonitor its de!elopment in a ($L curriculum,
 Medical Teacher 
, !ol 4, <o.>. >/D >*>


Clinical reasoning merupakan salah satu kompetensi utama pendidikan dokter. Selama proses pendidikan, strategi hipothetico-deductif sudah lama digunakan agar mahasiswa mengetahui alur berpikir dalam proses pengmbilan keputusan klinik. Pada praktek strategi tersebut jarang dilakukan kecuali pada kasus-kasus sulit atau jarang ditemui. Penelitian tentang pentingnya pemahaman materi pengetahuan dan cara pengorganisasian pengetahuan memerlukan kemampuan berpikir kritis untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai landasan ketika seseorang menjalani profesinya.
11  Bagaimana cara menerapkan smart thinking dan creative thinking?
12  Bagaimana cara mengembangkan kreativitas di diri kita?
13   Bagaimana cara menelaah suatu materi yg didapat?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar